Jumat, 20 September 2013
Transformator Tegangan (PT)
Pengertian Trafo Tegangan
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan indikator, alat ukur / meter dan relai. Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan Trafo tegangan berbeda yaitu :
- Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur, relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
- Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
- Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.
Fungsi Trafo Tegangan
Fungsi dari trafo tegangan yaitu :
- Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
- Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.
- Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
- Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;1;3)
Jenis Trafo Tegangan
Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu
· Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)
Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.
· Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)
Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar diperoleh tegangan sekunder.
PMT (Pemutus Tenaga)
PENGERTIAN & FUNGSI
PMT
Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus
arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode
waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal /
gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup
suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau
menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau
peralatann lain.
Klasifikasi Pemutus
Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan
rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman
busur api jenis gas SF6.
PMT
dapat dibedakan menjadi :
·
PMT
tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range
tegangan 0.1 s/d 1 kV
·
PMT
tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range
tegangan 1 s/d 35 kV
·
PMT
tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range
tegangan 35 s/d 245 kV
·
PMT
tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range
tegangan lebih besar dari 245 kVAC
PMT
dapat dibedakan menjadi :
·
PMT
Single Pole
PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing
pole, umumnya PMT
jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.
·
PMT
Three Pole
PMT
jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna menghubungkan fasa
satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik, umumnya PMT jenis
ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV untuk distribusi.
Jenis PMT dapat
dibedakan menjadi :
·
PMT Gas SF6
·
PMT Minyak
·
PMT Udara Hembus (Air
Blast)
·
PMT Hampa Udara (Vacuum)
PMT SF6 dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
·
PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2,
selama terjadi proses pemisahan kontak –
kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal
overpressure) ke dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak
bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga
hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.
·
PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type)
PMT
terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistim
tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada
waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan tinggi dialirkan
melalui nozzle ke sistim tekanan
rendah. Gas pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistim
tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.
Transformator Arus (CT)
Pengertian Trafo Arus
Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
Fungsi Trafo Arus
Fungsi dari trafo arus adalah:
- Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem metering dan proteksi
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.
- Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5 Amp
Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:
a). Trafo arus pengukuran
o Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% - 120% arus nominalnya tergantung dari kelasnya dan tingkat kejenuhan yang relatif rendah dibandingkan trafo arus untuk proteksi.
o Penggunaan trafo arus pengukuran untuk Amperemeter, Watt-meter, VARh-meter, dan cos j meter.
b). Trafo arus proteksi
· Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus pengenalnya dan tingkat kejenuhan cukup tinggi.
· Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai jarak.
· Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah pada titik saturasinya
- Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh dibandingkan trafo arus proteksi sehingga konstruksinya mempunyai luas penampang inti yang lebih kecil
Selasa, 17 September 2013
Trafo Tenaga (3)
Proteksi Transformator
Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang
berdampak kepada suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam
transformator, maka akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan
pembentukan gelembung gas yang mudah terbakar. Tekanan atau gelembung gas
tersebut akan naik ke konservator melalui pipa penghubung dan rele bucholz.
Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi
oleh rele bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.
Rele Jansen
Sama halnya seperti rele Bucholz yang memanfaatkan
tekanan minyak dan gas yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan /
gangguan, hanya saja rele ini digunakan untuk memproteksi kompartemen OLTC.
Rele ini juga dipasang pada pipa saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC
dengan konservator.
Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah
saat tekanan didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik
terlemah maka tekanan akan tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan
merusak bagian lainnya pada maintank.
Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan
dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan
suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi
kertas pada transformator.
Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi
ketidaknormalan suhu operasi pada transformator digunakan rele thermal. Rele
thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa thermocouple, pipa kapiler dan
meter penunjukan.
Trafo Tenaga (2)
Bagian –
bagian transformator dan fungsinya
Electromagnetic Circuit (Inti besi)
Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang
timbul akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti
besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari
lempengan – lempengan besi tipis berisolasi yang di susun sedemikian rupa.
Current carying circuit (Winding)
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang
mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan
tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.
Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan
jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator. Isolator tersebut berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank transformator. Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu isolasi, konduktor, klem koneksi, dan asesoris.
Pendingin ( Radiator )
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan
dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan
suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi
kertas pada transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat
diperlukan.
Minyak isolasi transformator selain merupakan media
isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas
yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan
akan didinginkan pada sirip – sirip radiator.
Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa
sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
Oil preservation & expansion (Konservator)
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator,
minyak isolasi akan memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat
terjadi penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak
akan turun. Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat
transformator mengalami kenaikan suhu. Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator
akibat pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan
bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator
akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi transformator tidak
terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan
masuk kedalam konservator akan difilter melalui silicagel.
Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah
satu hal yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator dituntut
memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input
tidak selalu sama. Dengan mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat merubah ratio antara belitan
primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/sekunder pun dapat
disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan input/primernya.
Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.
Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada
saat trafo sedang berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban
(Off load tap changer).
Tap changer terdiri dari :
- Selector Switch
- Diverter Switch
- Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding
dengan belitan utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama
dengan tap changer dipisah.
Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri
dari terminal terminal untuk menentukan posisi tap atau ratio belitan primer.
Diverter switch merupakan rangkaian mekanis yang
dirancang untuk melakukan kontak atau melepaskan kontak dengan kecepatan yang
tinggi.
Tahanan transisi merupakan tahanan sementara yang akan
dilewati arus primer pada saat perubahan tap.
Keterangan :
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
Media pendingin atau pemadam proses switching pada
diverter switch yang dikenal sampai saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu
media minyak dan media vaccum. Jenis pemadaman dengan media minyak akan
menghasilkan energi arcing yang membuat minyak terurai menjadi gas C2H2 dan
karbon sehingga perlu dilakukan penggantian minyak pada periode tertentu.
Sedangkan dengan metoda pemadam vaccum proses pemadaman arcing pada waktu
switching akan dilokalisir dan tidak merusak minyak.
NGR (Neutral Grounding Resistant)
Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan
NGR. NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder
pada transformator sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR
adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral
ke tanah.
Ada dua jenis NGR, Liquid dan Solid
1. Liquid
berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang
ditampung didalam bejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan
2. Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast Iron, Copper Nickel atau Nichrome
yang diatur sesuai nilai tahanannya.
Trafo Tenaga (1)
TRANSFORMATOR TENAGA
Pengertian
dan fungsi
Gambar 1.1. Arus bolak balik mengelillingi inti besi
Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi
inti besi transformator sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet
dan flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung
belitan sekunder akan terdapat beda potensial (Gambar 1.2) .
Gambar 1.2. Prinsip kerja transformator
Jenis trafo
Berdasarkan fungsinya transformator tenaga dapat
dibedakan menjadi:
- Trafo pembangkit
- Trafo gardu induk /
penyaluran
- Trafo distribusi
Transformator tenaga untuk fungsi penyaluran dapat
dibedakan menjadi:
- Trafo besar
- Trafo sedang
- Trafo kecil
Senin, 16 September 2013
FOTODIODA
FOTODIODA
A.
Penjelasan
Fotodioda
bekerja mirip dengan dioda Zener yaitu pada bias mundur. Pada saat cahaya
dengan panjang gelombang yang sesuai mengenai fotodioda, maka akan ada arus
yang mengalir. Sehingga energi cahaya dipergunakan untuk menghasilkan pacsangan
elektron-hole didekat hubungan. Arus tsb kira-kira sebanding dengan intensitas
total cahaya datang. Perbandingan arus pada saat dikenai cahaya dengan pada saat
tidak ada cahaya ternyata cukup besar. Karakteristik ini diperlukan sebagai
transducer cahaya. Umumnya fotodioda terbuat dari silikon dengan waktu reaksi ~
1ns. Selanjutnya fotodioda juga dipergunakan untuk mengkonversi energi solar
menjadi energi listrik.
Jenis Dioda
Kelebihan Foto Dioda :
§ Arus output sangat linier sebagai fungsi sinar
datang
§
Respon spektra luas, panjang gelombang
lebih panjang daripada material semikonduktor lain
§ Noise rendah
§ Biaya rendah
§ Tahan lama
§ Efisiensi kuantum tinggi, hingga 80%
§ Tidak membutuhkan tegangan tinggi
Kekurangan Fotodioda :
§ Area kecil
§ Tidak ada penguatan internal ( kecuali
Fotodioda avalenche )
Karakteristik
utama dari fotodioda adalah:
•
Tanggapan spektral, (inyatakan dalam A/lumen atau dalam %), untuk fotodioda
Silikon tanggapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 800 nm.
•
Arus gelap adalah arus mundur fotodioda pada saat tak ada cahaya. Arus gelap
ini bergantung pada suhu, biasanya arus gelap ini cukup besar dibandingkan
dengan dioda hubungan (arus mundur) dalam orde nA atau μA tergantung pada luas
permukaan devais.
•
Effisiensi kuantum yaitu perbandingan jumlah pasangan holeelektron yang terjadi
secara optis dengan jumlah foton datang. Effisiensi ini lebih besar dari 90 %
pada panjang gelombang puncak.
Tanggapan
fotodioda lebih cepat dibandingkan dengan fotoresistor. Fotodioda dapat
mengikuti pulsa cahaya dengan frekuensi tinggi dalam orde MHz, sehingga cocok
untuk applikasi transmisi data dengan serat optis.
Photodiodes dibuat dari semikonduktor dengan bahan
yang populer adalah silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain
meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik
panjang gelombang mencakup: 2500 Å - 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å
untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber
cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan
sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu
hole adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah
Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan
pembawa. cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan
photon - menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan)
mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang
cahaya yang dipancarkan oleh Infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang
dihasilkan oleh photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan
oleh infrared.
panjang gelombang yang dihasilkan oleh bahan
photodioda yang berbeda
terhadap pengliatan mata
terhadap pengliatan mata
Source:http://vurcanelectronic.blogspot.com/2008_10_13_archive.html
Prinsip kerja dari fotodioda adalah jika
sebuah sambungan p-n dibias maju dan diberikan cahaya padanya maka pertambahan
arus sangat kecil sedangkan jika sambungan pn dibias mundur arus akan bertambah
cukup besar. Cahaya yang dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya
pergeseran foton yang akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua
sisi dari sambungan. Ketika elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita
konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir ke arah positif sumber
tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke arah negatif sumber
tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian. Besarnya pasangan
elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas
cahaya yang dikenakan pada fotodioda.
Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung
kendaraan di jalan umum secara otomatis hingga pengukur cahaya pada kamera
serta beberapa alat di bidang medis.
Langganan:
Postingan (Atom)